Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau lebih
dikenal dengan sebutan G30SPKI adalah sebuah peristiwa kelam yang sempat
melanda Indonesia pada tahun 1965 silam. Tepatnya, peristiwa ini terjadi
selawat malam tanggal 30 september sampai awal 1 oktober 1965 dini hari dimana
6 jendral dan 1 perwira diculik besert beberapa orang lainya dibunuh dalam
usaha kudeta. Nah, beberapa waktu lalu kita baru saja menyaksikan pemutaran
kembali film bersejarah tentang peristiwa G30SPKI dalam rangka mengingat kembali
peristiwa kelam tersebut. Berikut akan kita bahas 7
fakta penting dibalik film G30SPKI, apa saja faktanya? Baca artikel berikut.
7 Pahlawan Revolusi, By. bebas gaya |
1. Film G30S/PKI dibuat pada era
Pemerintah Soeharto
Film ini dibuat pada masa orde baru dan perdana ditayangkan
pada tahun 1984, pemerintah Orde Baru mewajibkan setiap masyarakat di segala
lapisan untuk wajib menonton film ini setiap tanggal 30 September. Selain
diputar di layar lebar, film ini akhirnya diputar di TVRI setiap tanggal 30
September pukul 10.00 WIB.
2. Menjadi film yang paling banyak ditonton
dan diputar
Karena film ini diwajibkan untuk di tonton oleh pihak-pihak
berwajib, maka tak heran jika film ini menjadi film laris yang paling banyak
ditonton dan diputa. Kewajiban itu, dilakukan lewat pengerahan pelajar dan pegawai
pemerintah untuk menonton.
3. Propaganda Orba soal bahaya komunis
Film ini diproduseri oleh Nugroho Notosusanto dan sangat
menarik perhatian Presiden Soeharto. Sebelum resmi ditayangkan secara umum,
mereka yang terlibat dalam operasi penumpasan PKI sudah terlebih dahulu
menyaksikannya. Pak Harto yang merupakan salah satu sosok penting di balik
gagalnya kup tersebut merasa film itu layak dipertontonkan ke khalayak. Bahkan,
dia berharap cerita yang diterangkan dapat menggambarkan kekejaman para
pendukung komunis terhadap para jenderal dan rakyat Indonesia di masa lampau. Terdapat
pesan antikomunis di awal maupun akhir bagian film ini.
4. Sempat Dihentikan Pemutaranya pada Tahun
1998
Tayangan film G30S/PKI sempat dibekukan atau dihentikan penayangannya
saat era reformasi tahun 1998, di era Menteri Penerangan Yunus Yosfiah. Banyak
pihak yang meragukan keaslian sejarah dalam film tersebut, termasuk protes dari
TNI AU yang merasa terus dipojokkan dalam peristiwa memilukan tersebut.
5. Tidak sesuai sejarah asli
Fakta lainya menyatakan jika banyak isi dari film ini
melenceng dari sejarah aslinya, kritik tersebut muncul dalam sebuah milis, di
mana sebuah akun tanpa nama mempertanyakan kekejaman yang ditampilkan terhadap
para jenderal. Lewat pesan berantai itu, penulis milis mempertanyakan peran
pemerintah atas korban-korban lain yang timbul pasca kup yang gagal. Mereka
juga menjalani berbagai penyiksaan, bahkan dihukum tanpa melalui proses
pengadilan. Sejarawan Indonesia, Dr Asvi Warman Adam menuliskan, film G30S/PKI
banyak mengandung kelemahan historis. Salah satunya adalah peta Indonesia yang
berada pada ruang Kostrad sudah memuat Timor Timur sebagai bagian dari
Indonesia. Faktanya, pada tahun 1965/1966 Timor Timur belum berintegrasi.
Tak hanya soal peta, penggambaran berbagai tokoh dinilai
berlawanan dengan fakta sejarah. Aidit digambarkan sebagai pria perokok berat.
Faktanya, Aidit bukan sosok perokok berat.
6. Film sadis penuh kekerasan dan darah
Sudah jelas film G30SPKI ini memuat unsur kekerasan dan
sadis, Film ini berdurasi 3 jam 37 menit dan dibuka dengan paparan rencana aksi
DN Aidit Untung untuk merebut kekuasaan dari tangan Soekarno. Film ini
kian menunjukkan warna kekejian setelah adegan demi adegan penuh darah
dipertontonkan dalam setiap adegan. Seperti ditembaknya Jenderal Ahmad Yani dan
Jendral Panjaitan oleh pasukan Tjakrabirawa, hingga darah yang menetes dari
tubuh Ade Irma Nasution serta adegan penyiletan wajah terhadap korbanya ang dilakukan
oleh Gerwani.
7. Penghargaan
Dibalik kisah memilukan yang tersirat di dalam film G30SPKI,
ternyata film ini berhasil mendapat 7 nominasi dalam festival film Inoni 1994,
memenangkan 1 piala citra untuk skenario terbaik dan memenangkan piala Antemas
sebagai film terlaris
Nah, itulah 7 fakta dibalik penayangan film G30SPKI, semoga
tidak ada lagi hal kekerasan semacam itu terulang kembali di Indonesia. Semoga
Indonesia selalu menjadi negara aman dan tentram.